Selasa, 15 Maret 2011

KESESAKAN

Kesesakan (crowding) dan kepadatan (densitiy) merupakan fenomena yang akan
menimbulkan permasalahan bagi setiap negara di dunia di masa yang akan datang.
Hal ini dikarenakan terbatasnya luas bumi dan potensi sumber daya alam yang dapat
memenuhi kebutuhan hidup manusia, sementara perkembangan jumlah manusia di
dunia tidak terbatas.
Kesesakan dan kepadatan yang timbul dari perkembangan jumlah manusia di
dunia pada masa kini telah menimbulkan berbagai masalah sosial di banyak negara
(misalnya : Indonesia, India, Cina, dan sebagainya), baik permasalahan yang
bersifat fisik maupun psikis dalam perspektif psikologis. Contoh permasalahan sosial
yang nyata dalam perspektif psikologis dari kesesakan dan kepadatan penduduk
adalah semakin banyaknya orang yang mengalami stres dan berperilaku agresif
destruktif.
Berdasarkan fenomena yang muncul dari dari realitas kini dan perkiraan
berkembangnya dan timbulnya masalah di masa yang akan datang, maka dalam
perspektif psikologi lingkungan kiranya dipandang tepat untuk menjadikan
kesesakan dan kepadatan menjadi argumen bagi suatu pengkajian secara lebih dini
dan lebih mendalam dalam usaha mengantisipasi persoalan-persoalan sosial yang
pasti akan timbul pada masa kini dan masa yang akan datang.


Faktor-faktor yang mempengaruhi kesesakan

1. Faktor Personal
a. Kontrol Pribadi dan Locus Of Control; Selligman, dkk :
Kepadatan meningkat bias menghasilkan kesesakan bila individu sudah tidak punya control terhadap lingkungan sekitarnya. Control pribadi dapat mengurangi kesesakan. Locus Of Control ibternal : Kecendrungan individu untuk mempercayai (atau tidak mempercayai) bahwa keadaab yang ada di dalam dirinya lah yang berpengaruh kedalam kehidupannya.

b. Budaya, pengalaman dan proses adaptasi
Menurut Sundstrom : Pengalaman pribadi dalam kondisi padat mempengaruhi tingkat toleransi.
Menurut Yusuf : Kepadatan meningkat menyebabkan timbulnya kreatifitas sebagai intervensi atau upaya menekankan perasaan sesak.

c. Jenis kelamin dan usia
Pria lebih reaktif terhadap kondisi sesak
Perkembangan, gejala reaktif terhadap kesesakan timbul pada individu usia muda.

2. Faktor Sosial
a. Kehadiran dan perilaku orang lain
b. Formasi koalisi
c. Kualitas hubungan
d. Informasi yang tersedia

3. Faktor Fisik
- Goves dan Hughes : Kesesakan didalamnya rumah berhubungan dengan factor-faktor fisik, jenis rumah, urutan lantai, ukuran, suasan sekitar.
- Altman dan Bell, dkk : Suara gaduh,panas, polusi, sifat lingkungan, tipe suasana, karakteristik setting mempengaruhi kesesakan.


Teori-Teori kesesakan

1. Teori Beban Stimulus
Kesesakan akan terjadi bila stimulus yang diterima individu terlalu banyak (melebihi kapasitas kognitifnya) sehingga timbul kegagalan dalam memproses stimulus atau info dari lingkungan.

Menurut Keating, Stimulus adalah Hadirnya banyak orangdan aspek-aspek interaksinya, kondisi lingkungan fisik yang menyebabkan kepadatan social.
Informasi yang berlebihan dapat terjadi karena:
a. Kondisi lingkungan fisik ytang tidak menyenangkan
b. Jarak antar individu ( dalam arti fisik) yang terlalu dekat.
c. Suatu percakapan yang tidak dikehendaki.
d. Terlalu banyak mitra interaksi.
e. Interaksi yang terjadi dirasa terlalu dalam atau terlalu lama.

2. Teori Ekologi
Membahas kesesakan dari sudut proses social.
a) Menurut Micklin:
Sifat-sifat umum model pada ekologi manusia :
1. Teori ekologi perilaku: Fokus pada hubungan timbale balik antara orang dengan lingkungan.
2. Unit analisisnya : Kelompok social, bukan individu dan organisasi social memegang peranan penting.
3. Menekankan pada distribusi dan pengunaan sumber-sumber material dan social.
b) Menurut Wicker,
Teori Manning: Kesesakan tidak dapat dipisahkan dari factor setting dimana hal itu terjadi.

3. Teori Kendala Prilaku
Kesesakan terjadi karena adanya kepadatan sedemikian rupa sehingga individu merasa terhambat untuk melakukan sesuatu.Kesesakan akan terjadi bila system regulasi privasi seseorang tidak berjalan secara efektif lebih banyak kontak social yang tidak diinginkan. Kesesakan timbul karena ada usaha-usaha yang terlalu banyak, yang butuh energy fisik maupun psikis, guna mengatur tingkat interaksi yang diinginkan.



Pengaruh Kesesakan Terhadap Perilaku
Menurut Beberapa Ahli :
- Aktivitas seseorang akan terganggu oleh aktivitas orang lain
- Interaksi interpersonal yang tidak diinginkan akan mengganggu individu dalam mencapai tujuan personalnya
- Gangguan terhadap norma tempat dapat meningkatkan gejolak dan ketidaknyamanan (Epstein, 1982) serta disorganisasi keluarga, agresi, penarikan diri secara psikologi (psychological withdrawal)
- Menurunnya kualitas hidup (Freedman, 1973).
- Penurunan – penurunan psikologis, fisiologis, dan hubungan sosial individu. Pengaruh psikologis yang ditimbulkan oleh kesesakan antara lain adalah perasaan kurang nyaman, stres, kecemasan, suasana hati yang kurang baik, prestasi kerja dan prestasi belajar menurun, agresivitas meningkat, dan bahkan juga gangguan mental yang serius.
- Malfungsi fisiologis seperti meningkatnya tekanan darah dan detak jantung, gejala – gejala psikosomatik, dan penyakit – penyakit fisik yang serius (Worchel dan Cooper, 1983).
- Kenakalan remaja, menurunnya sikap gotong-royong dan saling membantu, penarikan diri dari lingkungan sosial, berkembangnya sikap acuh tak acuh, dan semakin berkurangnya intensitas hubungan sosial (Holahan, 1982)
- Fisher dan Byrne (dalam Watson dkk., 1984) menemukan bahwa kesesakan dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan menyelesaikan tugas yang kompleks, menurunkan perilaku sosial, ketidaknyamanan dan berpengaruh negatif terhadap kesehatan dan menaikkan gejolak fisik seperti naiknya tekanan darah (Evans, 1979).

Dari sekian banyak akibat negatif kesesakan pada perilaku manusia, Brigham (1991) mencoba menerangkan dan menjelaskannya menjadi :
(1) pelanggaran terhadap ruang pribadi dan atribusi seseorang yang menekan perasaan yang disebabkan oleh kehadiran orang lain;
(2) keterbatasan perilaku, pelanggaran privasi dan terganggunya kebebasan memilih;
(3) kontrol pribadi yang kurang
(4) stimulus yang berlebihan.
Freedman (1975) memandang kesesakan sebagai suatu keadaan yang dapat bersifat positif maupun negatif tergantung dari situasinya. Jadi kesesakan dapat dirasakan sebagai suatu pengalaman yang kadang-kadang menyenangkan dan kadang-kadang tidak menyenangkan.
Walaupun pada umumnya kesesakan berakibat negatif pada perilaku seseorang, tetapi menurut Altman (1975) dan Watson dkk. (1984), kesesakan kadang memberikan kepuasan dari kesenangan. Hal ini tergantung pada tingkat privasi yang diinginkan, waktu dan situasi tertentu, serta setting kejadian. Situasi yang memberikan kepuasan dan kesenangan bisa kita temukan, misalnya pada waktu melihat pertunjukan musik, pertandingan olahraga atau menghadiri reuni atau resepsi.

sumber :

HASNIDA, S.Psi. 2002. "CROWDING (KESESAKAN) DAN DENSITY (KEPADATAN)". USU digital library. Sumatra Utara



Tidak ada komentar:

Posting Komentar