Rabu, 31 Maret 2010

Terapi Komprehensif Autisme

BAGI kalangan pemerhati autisme nama Oscar Yura Dompas tentu tidak asing lagi. Oscar adalah penyandang autisme yang bisa mencapai pendidikan tinggi. Pada 2007, ia menyandang gelar sarjana pendidikan yang diraihnya dari Universitas Atmajaya.

Pencapaian tersebut hanyalah satu dari banyak kisah sukses penyandang autisme. Banyak pihak membuktikan penyandang autisme juga bisa berprestasi."Dengan penanganan yang tepat, gejala-gejala autisme dapat diminimalkan dan potensi penyandangnya dapat diminimalkan," ujar Ketua Yayasan Autisme Indonesia dr Melly Budhiman SpKJ di Jakarta, beberapa waktu lalu.


Menurut Melly, ada beberapa terapi yang perlu diterapkan pada penyandang autisme. Meliputi terapi dari dalam dan luar. Salah satu terapi dari dalam adalah terapi biomediak. Tujuan terapi itu adalah mencari faktor gangguan dalam tubuh anak autis yang bisa mengganggu fugsi otaknya. Terapi ini dijalankan dengan analisis laboratorium terhadap darah, rambut, urine, dan feses. Juga, pemeriksaan kolonoskopi bila ada indikasi.

"Dari penelitian, makin banyak ditemukan adanya gangguan biomedis pada anak-anak autis yang menyebabkan gangguan pada fungsi otaknya. Seperti, morfin yang berasal dari susu sapi (casomorphin) dan dari gandum (gluteomorphin), adanya logam beracun seperti merkuri, timbal hitam, dan arsenik," jelas melly.

Selain itu, penelitian menunjukkan penyandang autisme kerap kali memiliki pencernaan yang buruk, metabolisme yang kacau, dan alergi terhadap banyak jenis bahan makanan. Banyak pula yang mengalami peredaran darah dan oksigenasi di otak kurang bagus.

Analasisi yang digunakan dalam terapi biomedis berguna untuk mengetahui faktor gangguan mana saja yang terdapat dalam tubuh si anak. Bila sudah ditemukan, faktor gangguan tersebut harus dihilangkan atau diminimalkan.

Sebagai contoh, bila hasil analisis menyatakan anak alergi susu, pemberian susu harus disetop. Demikian juga bila hasil analisi menyatakan adanya logam berat dalam tubuh si anak maka harus dilakukan upaya menghilangkannya. Dengan perbaikan tersebut, diharapkan fungsi otak akan membaik dan gejala autisme dapat ditekan.

Sayangnya, tidak semua analisis dalam terapi biomedis bisa dilakukan di di Indonesia. Beberapa analisis harus dilakukan di luar negeri. Selain terapi biomedis, ada pula terapi oksigen hiperbarik yang bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi otak penyandang autisme.

dikutip dari : http://www.autis.info/index.php/artikel-makalah/artikel/211-terapi-komprehensif-autisme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar