Rabu, 31 Maret 2010

Terapi Luar untuk Penyandang Autisme

Pada kesempatan terpisah, psikolog Tri Gunadi dari Pusat Terapi Tumbuh Kembang Anak Yayasan Medical Excercise Therapy (Yamet) mengungkapkan penyandang autisme juga memerlukan terapi luar. Meliputi, terapi wicara, perilaku, okupasi, dan terapi integrasi sensori.

"Terapi sensori integrasi menekankan pada kemampuan sensorik, adaptasi, dan regulasi diri untuk memperbaiki emosi dan kontrol diri," ujar Tri di Jakarta beberapa waktu lalu.

Sedang terapi perilaku bertujuan memperbaiki perilaku, kontak mata, pemahaman instruksi, menanamkan konsep, dan inisiasi untuk bicara. Sementara itu, terapi okupasi bertujuan meningkatkan atensi, konsentrasi, kemampuan adaptasi, kemadirian, dan persiapan motorik halus.

"Selanjutnya terapi wicara untuk membantu kemampuan berkomunikasi," terang Tri.

Tri menegaskan orang tua penyandang autisme harus memiliki pola asuh yang jelas, tegas, dan konsisten.

Melly menambahkan jumlah penyandang autisme terus meningkat di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Sayangnya sampai saat ini Indonesia belum pernah melakukan survei.

"Penyandang autisme tersebar dari Sabang sampai Merauke, sedangkan jumlah dokter yang mempelajari autisme sangat sedikit dan terbatas di kota-kota besar."

Terapi autisme membutuhkan biaya yang sangat besar, mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah."Sampai saat ini, bantuan dari pemerintah untuk penanggulangan autisme sama sekali belum ada," kata Melly.

dikutip dari : http://www.autis.info/index.php/artikel-makalah/artikel/211-terapi-komprehensif-autisme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar